April 28, 2009

MY FRIEND, TETTY

Dalam berteman ... aku tidak pernah pilih2 ... entah itu dari suku apa ... agama apa ... selama kita bisa saling menghargai satu sama lain ... ayo aja ....

Sampe pada suatu hari pas jam istirahat ... ada seorang teman kantor, namanya Tetty ato lebih tepatnya Ci' Tetty, minta anterin aku cari mainan untuk anaknya ...

Teman2ku pada heran ... mereka bener2 gak nyangka "lah kok si Ewi tumben makan sama Tetty, gak sama Devi" ... Itulah pertanyaan/pernyataan (?) dari teman2ku secara spontan begitu tau aku pergi sama Tetty ... malah ada yang sempet berpikir aku clash sama Devi ... he he he .... terserah orang berpendapat apa ... yang penting kenyataannnya gak begitu ....

Mulanya dari situ ... dan kebetulannya lagi rumah Tetty separoh jalannya tuh satu arah sama aku ... jadi kadang2 kita suka pulang bareng ... gak tau dari sudut mana deh ... kita kok merasa nyaman ... terus kalo ngebahas masalah kok nyambung ... jadi kita suka sharing ...

Diantara obrolan kita ... sampelah pada suatu hari kita ngebahas mengenai mobil ... kalo mobil pastilah ke malasah setir menyetir ... Rupanya tanpa aku sadari Tetty suka perhatiin aku nyetir ... kata dia, aku kalo nyetir galak dan ngomel melulu ... he he he ...

Rupanya Tetty bisa nyetir juga walopun belum lancar ... udah berani sih bawa ke jalan raya ... pas kepepet harus anterin anaknya ke dokter ... emang kalo gak gitu pasti loe gak berani2, Tet ... pake acara ditabrak motor ato apa gitu deh ...

Dia sempet cerita kalo dia masih belum bisa parkir dan tanjakan ... Emang itu problem hampir semua orang yang baru bisa nyetir ... bukan loe aja, Tet ...
Kebetulan jalan kita pulang tuh ada yang nanjak ... jadi pas Tetty pulang bareng sama aku ... aku kasih tau dia caranya ...

E: Jadi kalo loe nanjak gini ... loe jaga jarak aja sama depan .. jangan terlalu rapet kalo loe belum bisa setengah kopling ... loe jalan terus walopun pelan2 ... daripada ntar mobil loe merosot kalo mobil depan berhenti ato nge-rem ...

Aku sempet lirik Tetty .. dia menyimak dengan baik ... eh tiba2 ada mobil motong di depanku ...

T: Nah kalo dipotong gitu gimana, Wi?

E: Gak sekolah tuh yang nyetir ... gw yakin loe gak bakal begitu ... loe kan sekolah ...

Ngakaklah kita berdua ... seru bener ... aku kenceng kalo ketawa ... Tetty juga gak kalah kenceng ...

Nah setiap aku lewat jalan tanjakan itu .. aku pasti teringat Tetty ... tapi Tetty cukup baik kok kalo jadi navigator ... he he he ... dan sekarang kayaknya Tetty sudah jauh lebih lancar nyetirnya ... karena setiap kali ngeliat aku nyetir .. menimbulkan keberanian dalam dirinya ... secara badanku kecil aja berani ... apalagi Tetty ... he he he ...






April 27, 2009

KNOWING

Selain THE INTERNATIONAL, aku juga nonton KNOWING ...

In 1959, at William Dawes Elementary School in Lexington, Massachusetts, a time capsule containing the students' drawings of their ideas of the future is buried and set to be ceremoniously opened 50 years later. A girl named Lucinda Embry contributes a page full of seemingly random digits. That night, Lucinda is found in a school closet, where her fingers are bloodied and she complains about hearing voices.
In 2009, the time capsule is opened and the drawings are given to the current students. A boy named Caleb receives Lucinda's envelope. His father John Koestler, a widower and professor of
astrophysics at MIT takes notice in the paper, and he soon realizes that part of these digits form dates and death tolls of every major disaster over the past fifty years, and suggests three disasters yet to come. Meanwhile, Caleb begins receiving visits from mysterious figures in overcoats (listed in the credits as "The Strangers"), and during his encounters he hears their overlapping telepathic whispers.
John witnesses a
commercial plane crash on the date the paper next predicted a disaster would occur, and he discovers that the unexplained digits on the paper are in fact the geographic coordinates of the events. Speaking with Lucinda's former teacher, John learns of Lucinda's closet episode, and also that she had since died after an overdose. He then meets Lucinda's daughter, Diana Wayland, but is rebuffed once he mentions Lucinda's paper. However, after John uses the numbers to correctly predict another disaster—a Manhattan subway train derailment which John tries and fails to prevent—Diana seeks out John, and together they go to investigate Lucinda's old remote mobile home. Having noticed that the last date on the paper is not accompanied by coordiantes, further clues in Lucinda's home lead John and Diana to realize that the '33' listed as the death toll for the final disaster is actually 'EE' reversed, which Lucinda meant to represent 'Everyone Else'. In the woods outside the home, John confronts one of The Strangers, who disappears in a flash of light. It is revealed that Diana's daughter Abby can hear The Strangers' eerie whispers as well.
John and a fellow professor forecast that a massive
solar flare will soon reach Earth, and the final disaster on Lucinda's paper will indeed be global in scale. John then examines the door of the closet in which Lucinda was found, and discovers it is where she had scratched another set of coordinates. They represent the location of Lucinda's old mobile home, and John figures that it is somehow a refuge from the impending disaster. Diana insists they seek shelter in underground caves instead, and she takes Abby and Caleb, without John's knowledge, to go there. As panic erupts after news of the flare is made public, The Strangers drive off in Diana's car with Caleb and Abby still inside. Diana gives chase in another vehicle, and is killed when she is broadsided by a truck.
At Lucinda's mobile home, John finds the children with the four Strangers as a glowing vessel descends from the sky. The Strangers dispossess themselves of their human appearance, revealing themselves to be glowing, translucent figures surrounded by wisps of light. The Strangers invite only those who can hear their whispers to leave Earth with them. John convinces an initially reluctant Caleb to go with The Strangers, and the vessel departs with the two children. From the vantage point of space, other ships are seen taking off from all around Earth. John travels to Boston to be with his sister and parents. While he had distanced himself from religion following his wife's death, John reconciles with his previously estranged father, a Christian minister. John and his family embrace as the solar flare strikes Earth and incinerates all life on the planet. Elsewhere, Caleb and Abby are dropped off in an otherworldly field, as other ships are visible along the horizon, dropping off others. The film ends as the two make their way towards a prominent solitary tree in the distance.




THE INTERNATIONAL


Week-end kemarin lumayan padat kegiatanku ... malah sempet udah sampe rumah ... 15 menit kemudian terus pergi lagi ...

Aku juga sempet nonton 2 film ... salah satunya THE INTERNATIONAL ... ini juga setengah maksa temenku ... habis dia maunya nonton film yang lain ... diajakin pisah nontonnya ... dia gak mau ... tapi seperti biasa, akhirnya dia yang ngalah ... Makasih yah ...

Kematian rekan kerjanya ketika menjalankan tugas membuat Louis Salinger (Clive Owen), seorang petugas interpol, menjadi terobsesi menuntaskan sebuah kasus besar yang melibatkan sebuah institusi keuangan terbesar di dunia. Louis bahkan tak sadar bahwa apa yang ia lakukan tak akan banyak berarti karena institusi besar itu sudah punya jaringan yang kokoh di seluruh dunia.
Louis yakin bahwa International Bank of Business and Credit (IBBC) memiliki kaitan dengan serangkaian kejahatan yang terjadi di seluruh dunia. Ia menduga bank yang berbasis di Luxembourg ini terlibat perdagangan senjata, money laundering, dan berkuasa menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin di sebuah negara. Dengan bantuan seorang jaksa New York bernama Eleanor Whitman (Naomi Watts), Louis mulai menelusuri jejak kejahatan IBBC ini.
Petualangan ini membawa Louis berkeliling dunia mulai dari New York, Jerman, Perancis hingga Italia hanya untuk memburu Wilhelm Wexler (Armin Mueller-Stahl), CEO IBBC, yang bertanggung jawab atas seluruh operasi ilegal bank ini sekaligus yang menjadi penyebab kematian rekan kerja Louis. Mampukah, dua orang petugas hukum ini merobohkan sebuah organisasi yang sudah berakar kuat di seluruh dunia?
THE INTERNATIONAL ini bisa disebut sebagai 'sisi lain' dari thriller dari Bourne atau Bond. Banyak adegan baku tembak dan kejar-kejaran dengan backdrop kota-kota terkenal di seluruh dunia namun dengan sosok hero yang lebih 'manusia'. Artinya, Tom Tykwer, sang sutradara, tak membuat tokoh utama ini menjadi seorang 'manusia super' yang sanggup berbuat apa saja namun lebih sebagai seorang manusia yang berusaha keras mewujudkan apa yang diyakininya.
Pengambilan gambar bisa dibilang sempurna karena ada kesan 'melelahkan' yang terwakili dari trik kamera untuk menggambarkan perburuan mengelilingi dunia ini. Suguhan backdrop beberapa lokasi penting seperti Guggenheim Museum di New York juga digunakan dengan efektif dan tak ada kesan seolah lokasi-lokasi ini hanya sebuah tempelan dalam keseluruhan jalinan cerita.
Sayangnya kisah indah itu harus berakhir di sini karena ada beberapa celah dari sisi penulisan naskah. Karakter beberapa tokoh utama seolah tak cukup mendapat pengembangan sehingga tak mampu menarik simpati para penonton. Akhirnya kesan yang muncul adalah: mereka ada dan bergerak sesuai kebutuhan naskah dan bukannya menjadi satu dalam naskah. Mungkin ide cerita ini terlalu besar untuk dikemas dalam format film berdurasi kurang dari dua jam.
Karena naskah yang tak memadai, maka mau tak mau memang yang jadi korban adalah Clive Owen dan Naomi Watts. Mereka tak mampu berbuat banyak untuk membuat tokoh yang mereka perankan menjadi sosok yang nyata. Namun dengan segala batasan itu, aktor dan aktris ini masih mampu berakting dengan cukup baik.

Diperoleh dari "
http://id.wikipedia.org/wiki/The_International_(film)"

April 21, 2009

RAPUH - JOENIAR ARIF

To someone who is close to me lately ...

kau tak tahu betapa rapuhnya aku
bagai lapisan tipis air yang beku
sentuhan lembut kan hancurkan aku

walaupun cinta tak sempurna
menghampiriku seketika
ingin kau tahu betapa rapuhnya aku

kau tak tahu betapa rapuhnya aku
di masa lalu
ku pernah mencintai sepenuh hati

dan ku terluka, luka membekas
bekas meluas, luas samudera
selamanya ku, ku kan selalu
ku kan selalu rapuh

kau ingin tunjukkan kepada dunia
tak hanya ada karena masa lalu
tapi masih ada harapan bagi yang baru

kau tawarkan ku sejuta harapan
namun kenangan itu tak pernah hilang
ku ingin kau tahu betapa rapuhnya aku

kau datang bagai hujan
basahi tanah hati
tapi kau lihat sendiri
luka ini

ku kan selalu rapuh

COMING SOON

Week-end kemarin aku sempet nonton film Coming Soon .... film horror Thailand ... dan aku baru pertama kali ini nonton film produksi Thailand ... horror pula ... hi hi hi ...

Chain adalah seorang pemuda yang kecanduan obat bius. Dia memiliki seorang kekasih bernama Yod yang bekerja di sebuah bioskop modern. Chain dan Yod berpisah, karena kebiasaan buruk Chain yang mengkonsumsi obat bius telah menyebabkan perilakunya menjadi seorang pemarah yang sering bersikap kasar. Chain bahkan menggadaikan barang-barang kekasihnya itu, sehingga uangnya bisa dipergunakan untuk membeli obat bius.Setelah putus dari Yod, Chain tinggal bersama kakaknya yang juga pecandu obat bius. Mereka berdua telilit utang dengan salah seorang bandar. Karena tidak memiliki apapun lagi yang bisa dijual, Chain dan abangnya mencari cara untuk bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.Mereka berencana untuk mencuri pita film baru yang akan ditayangkan di bioskop. Dan mereka akan menjual film yang masih belum tayang itu kepada orang lain, sebelum ditayangkan di bioskop. Pasti ada yang akan membeli mahal untuk pita asli film itu. Ternyata, bandar narkoba yang memberi pinjaman bagi mereka juga setuju akan rencana tersebut. Mereka berniat untuk memperbanyak sendiri pita film itu dan akan menggandakannya sendiri. Maka, tugas Chain dan abangnya adalah untuk mencuri pita film itu. Film yang mereka incar adalah sebuah film horo berjudul: Hantu Gentayangan.Ternyata mencurinya cukup sulit, akhirnya abangnya berencana untuk menonton film itu sediri pada suatu malam, ketika bioskop sudah tutup. Dia membawa handy cam pribadi untuk merekamnya. Chain bertugas untuk masuk ke ruang tempat penyimpanan film dan memutarkannya di salah satu studio, dimana abangnya sudah menunggu dengan handy camnya. Namun, ternyata Chain tertidur selama film itu diputar.Keesokan paginya ia terbangun dan menemukan kalau abangnya sudah tidak ada lagi disana dan meninggalkan handycam nya didalam studio. Di dalam rekaman handycam itu, Chain melihat abangnya menjerit-jerit ketakutan dan menunjuk-nunjuk ke satu arah yang tidak tampak pada layar handycam. Sisa rekaman didalamnya kemudian rusak.Chain mulai mencari-cari kemana abangnya berada tapi tidak ditemukan juga. Abangnya lenyap begitu saja.Pada suatu malam, Chain kembali ke bioskop itu setelah tutup, untuk menyelidiki kembali. Dia lalu menonton kembali film "Hantu Gentayangan" itu dan mencoba mencari tahu apa yang membuat abangnya begitu ketakutan. Film itu mengisahkan tentang seorang nenek tua gila yang tinggal di sebuah rumah tua di suatu desa terpencil. nenek itu menjadi gila karena rumahnya terbakar dan kelima anaknya yang masih kecil juga tewas terbakar. Nenek tua itu lalu menculik anak-anak kecil di lingkungan tempat tinggalnya untuk dijadikan anaknya sendiri. Anak-anak itu begitu ketakutan melihat sosoknya yang mengerikan karena luka bakar. Maka dia mencongkel mata mereka, agar mereka tidak perlu takut lagi melihat wajahnya. Begitu menyadari hal itu, para tetangga menyerbu ke rumahnya dan menggantungnya hingga tewas untuk membalas dendam.Chain tidak merasa terlalu aneh dengan jalan cerita film itu. Sampai kemudian dia mendengar ada suara-suara yang tak wajar didalam studio itu. Dia mengira kalau itu adalah abangnya dan mulai berteriak-teriak memanggilnya, namun tidak ada jawaban. Lalu dia menghubungi ponsel abangnya itu. Terdengar nada dering handphone di salah satu tempat di dalam studio itu. Chain mulai mencari di sela-sela bangku, tetapi tidak ada apapun. Sementara, suara dering ponsel itu terdengar sangat dekat. Di layar, film yang tadi ditontonnya terputar sendiri dan mulai tayang kembali. Dan dalam film itulah Chain melihat mayat abangnya berada. Matanya sudah tercongkel dan berlumuran darah. Di tangannya terlihat ponselnya sedang menyala, seperti ada seseorang yang sedang menghubunginya. Begitu Chain memutuskan panggilannya, ponsel ditangan abangnya itu pun mati.Chain begitu ketakutan dan buru-buru lari dari tempat itu. Dia menyambar ranselnya dan kembali ke rumah. Tanpa dia sadari, ternyata bukan ranselnya yang dibawanya, tetapi roh nenek gila yang dilihatnya tadi di film itu. Sejak saat itu, Chain pun selalu dihantui dimanapun dia berada.Dari penyelidikan di internet, dia mengetahui adanya sebuah kisah yang mirip dengan alur film tersebut. Dia melakukan penyelidikan ke sebuah rumah terpencil tempat seorang nenek gila yang menculik anak-anak dan mencongkel matanya. Ternyata memang kisah itulah yang mengilhami para kru "Hantu Gentayangan" sehingga mem-film kannya.Namun, dari keterangan dokter disana, ternyata nenek itu tidak mati. Dia sempat diselamatkan dari massa yang mengamuk itu, kemudian dikirim ke rumah sakit jiwa. Chain melihat kalau wajah nenek itu sama sekali tidak mirip dengan wajah hantu yang mengejar-ngejarnya selama ini.Setelah menyelidiki lebih jauh, akhirnya Chain menemukan kalau ternyata hantu itu adalah arwah seorang artis yang semasa hidupnya memerankan tokoh nenek gila si penculik anak itu. Namun ada kecelakaan ketika proses syuting sedang berlangsung. Chain menemukan rekaman asli nya yang belum diedit.Rekaman itu menunjukkan kalau ternyata artis yang mereka pilih untuk memerankan si nenek ini, sama sekali tidak memiliki bakat akting. Pada suatu scene dimana tokoh si nenek digambarkan digantung sampai mati oleh penduduk desa, tampak si sutradara marah-marah kepada si artis. Karena aktingnya ketika digantung, lebih mirip orang yang ketakutan daripada orang yang akan mati. Ketika ditanya kenapa, si artis menyatakan kalau dia takut tali yang dipakai akan benar-benar membunuhnya. Percuma saja para kru film meyakinkan kalau tali itu tidak akan putus. Si artis tetap saja takut.Akhirnya, sutradara memberikan kesempatan terakhir kepadanya. Kalau kali ini dia tidak juga bisa memberikan akting yang baik, maka dia akan dipecat. Si artis memohon-mohon agar tidak dipecat dan berjanji akan berusaha dengan baik.Ketika pengambilan gambar, ternyata si artis berhasil. Aktingnya benar-benar bagus. Sepertinya dia benar-benar tercekik, sehingga tangan dan kakinya menggapai-gapai kesana kemari sambil memegang lehernya. Para kru terpana dan memuji-muji aktingnya. Bahkan wajah si artis di close up untuk menunjukkan ekspresinya yang benar-benar seperti nyata. Beberapa lama kemudian si sutradara meneriakkan 'Cut'. Tapi, ternyata si artis masih tetap menggelepar, sampai sutradara meneriakkan 'Cut' berkali-kali. Akhirnya mereka menyadari, kalau tali pengaman yang mencegah agar si artis itu tidak benar-benar tercekik telah putus. Dan adegan yang mereka rekam tadi adalah benar-benar nyata. Si artis itu benar-benar tercekik. Dan akhirnya meninggal di lokasi syuting.Arwahnya kemudian memburu setiap orang yang menonton adegan yang menampilkan dia tewas tergantung itu. Dia menganggap setiap orang yang menonton adegan itu memang benar-benar menginginkan dia mati. Dia dendam terhadap para kru film yang dianggapnya sengaja memutuskan tali pengaman itu, sehingga dia benar=benar mengalami kejadian kematian itu.Yang paling tragis, para kru film tetap memasukkan potongan rekaman itu ke film asli yang akan ditayangkan di bioskop. Maka, semua penonton yang menonton film itu akan mati dan pindah ke dalam adegan film itu langsung.

April 10, 2009

TUHAN BERIKAN AKU CINTA - AYUSHITA

Walau aku senyum bukan berarti
Aku selalu bahagia dalam hari
Ada yang tak ada di hati ini
Di jiwa ini hampa

Ku bertemu sang adam di simpang hidupku
Mungkin akan ada cerita cinta
Namun ada saja cobaan hidup
Seakan aku hina

Tuhan berikanlah aku cinta
Untuk temaniku dalam sepi
Tangkap aku dalam terang-Mu
Biarkanlah aku punya cinta

Tuhan berikanlah aku cinta
Aku juga berhak bahagia
Berikan restu dan halal-Mu
Tuhan beri aku cinta

Ku bertemu sang adam di simpang hidupku
Mungkin akan ada cerita cinta
Namun ada saja cobaan hidup
Seakan aku hina

Tuhan berikanlah aku cinta
Untuk temaniku dalam sepi
Tangkap aku dalam terang-Mu
Biarkanlah aku punya cinta

Tuhan berikanlah aku cinta
Aku juga berhak bahagia
Berikan restu dan halal-Mu
Tuhan beri aku cinta